Pernahkah Anda membayangkan jika Bulan tiada? Bagaimana konsekuensi yang bumi terima jika pendampingnya tiada? Mungkin jika hal terseut benar-benar terjadi, tiada lagi gombalan seorang pria pada sang kekasih "Wajahmu secantik rembulan di tanggal 15 Jawa". Hehehehe
Ok langsung kita bahas secara ilmiah dah... :-D
Sebuah tulisan di situs Discovery, menjelaskan konsekuensi jika Bulan hilang atau hancur menjadi sebuah kenyataan.Terdapat dua skenario ilmiah. Pertama, jika debris Bulan yang hancur masih ada di sekitar Bumi dan yang kedua bila Bulan benar-benar menghilang.
Jika Bulan hilang seutuhnya, tentu kita tidak akan bisa menyaksikan lagi penampakan-penampakan indah dari si Bulan, seperti Bulan sabit, purnama, ataupun gerhana. Namun, jika debris Bulan masih ada di sekitar Bumi, debris tersebut bisa disinari Matahari, dan Kemungkinan besar sinar terang akibat debris yang memantulkan cahaya Matahari itu melebihi cahaya bulan purnama!
Jika debris Bulan masih ada, kemungkinan efek gravitasi yang diterima akan sama dengan efek gravitasi jika Bulan masih ada. Namun, jika Bulan hilang, efek gravitasinya pun akan hilang.
Jika gravitasi akibat Bulan hilang, maka pasang akibat Bulan pasti akan ikut hilang. Tetapi tenang dulu, fenomena pasang surut air laut masih akan terjadi kok, tetapi akan lebih disebabkan oleh grafitasi matahari dan akan terjadi pada siang hari.
Nah, dampak serius yang perlu diwaspadai adalah terkait perubahan poros rotasi Bumi. Diketahui, poros rotasi Bumi terus berubah, membuat Bumi berputar seperti gasing, kadang miring ke kiri dan ke kanan. Bumi tidak tegak lurus seperti yang kita bayangkan.
Salah satu faktor yang memengaruhi poros rotasi Bumi adalah Bulan. Saat ini, perubahan poros rotasi Bumi berlangsung sangat lambat. Bila Bulan tak ada, maka dampaknya adalah perubahan poros rotasi Bumi akan berlangsung lebih cepat.
Tanpa hadirnya Bulan, tingkat kemiringan poros Bumi yang kini hanya berkisar 22-25 derajat akan berubah drastis menjadi berkisar antara 0 - 85 derajat. 0 derajat akan menghilangkan variasi musim yang ada di bumi, dan jika kemiringan 85 derajat maka bumi akan memulai adaptasi baru, jika hal ini terjadi maka global warming yang sebenarnya akan terjadi.
Untungnya, efek tiadanya Bulan tak berlangsung secara tiba-tiba, perlu waktu lama sekitar jutaan tahun. Dimana mungkin di masa tersebut, zaman peradaban manusia telah berakhir. Masih bisa menuliskan gombalan pria pada sang kekasih "Wajahmu secantik rembulan di tanggal 15 Jawa".